Jakarta
--- Sebanyak 17 siswa berkebutuhan khusus ikut melaksanakan Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Negeri
Jakarta, Selasa (12/06). Para peserta SNMPTN yang berasal dari
pendidikan khusus dan layanan khusus (PKLK) ini dibantu oleh dua orang
pengawas dalam mengerjakan soal-soal SNMPTN.
“Yang ikut (SNMPTN) disini ada tuna daksa, tuna
netra, dan tuna rungu. Semuanya harus diberi layanan,” tutur Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, usai menyemangati siswa PKLK
tersebut.
Dari 17 orang yang seharusnya mengikuti ujian,
baru 15 orang yang telah siap mengerjakan soal saat waktu tanda ujian
dibunyikan. “Dua lagi belum hadir,” kata Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, PKLK akan diperkuat hingga
ke pendidikan tinggi. Rencana tersebut telah dituangkan dalam rancangan
undangan-undang pendidikan tinggi. “Di perguruan tinggi harus menyiapkan
pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, selama ini kan baru
sampai sekolah menengah,” katanya.
Peningkatan layanan khusus bagi anak berkebutuhan
khusus akan dilakukan baik terhadap siswa yang kebutuhannya mengikat
maupun yang temporer (dalam masa sakit). Dalam SNMPTN kali ini, tingkat
kesulitan soal bagi siswa berkebutuhan khusus setara dengan siswa
reguler. Hanya dalam pelaksanaannya, siswa berkebutuhan khusus diberi
tambahan waktu 30 menit. (AR)
http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/392
Tidak ada komentar:
Posting Komentar