Jakarta
– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh
mengatakan, perlu menanamkan karakter konsisten kepada anak bangsa. Hal
tersebut merupakan inspirasi dari buku biografi mantan Menteri
Pendidikan Nasional, Yahya Muhaimin. “Jadi segala sesuatu kalau
konsisten itu ibarat batu yang ditetesi terus meskipun itu tetesan
kecil, akan sangat berpengaruh,” katanya.
Peluncuran buku yang berjudul “Tiga Kota Satu
Pengabdian” itu berlangsung cukup meriah di Gedung A Kemdikbud, Jakarta,
(12/6). Acara dibuka dengan tarian Saman dari Aceh. Kemudian selain
dihadiri Mendikbud M. Nuh, acara peluncuran juga dihadiri beberapa tokoh
nasional, di antaranya Amien Rais, Akbar Tandjung, dan Adhyaksa Dault.
Buku biografi Yahya Muhaimin, “Tiga Kota Satu Pengabdian”, ditulis
Badruzzaman Busyairi, seorang penulis kelahiran Brebes, Jawa Tengah.
Menteri Nuh mengatakan, ia sudah cukup lama
mengenal Yahya Muhaimin. Ia mengenalnya sebagai seorang guru besar,
birokrat, intelektual, dan seseorang yang sangat santun dalam
menyampaikan pandangan dan pendapat. Menteri Nuh juga mengaku banyak
bertanya dengan mantan Mendiknas era Presiden Abdurrahman Wahid itu
mengenai kementerian pendidikan, “Dan beliau dengan senang hati
menjawab,” ujarnya.
Buku “Tiga Kota Satu Pengabdian” mengupas
perjalanan hidup Yahya Muhaimin di tiga kota, yaitu Bumiayu, Yogyakarta,
dan Jakarta. Dalam buku ini pembaca diajak memahami tiga dimensi
perjalanan hidupnya, yaitu perjalanan akademis, perjalanan
keterlibatannya di lembaga sosial keagamaan dan persinggungan dengan
dunia politik, dan perjalanan persahabatannya dengan tokoh besar negeri
ini, di antaranya Abdurrahman Wahid dan Amien Rais. (DM)
http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/393
Tidak ada komentar:
Posting Komentar